Sabtu, 12 Januari 2019

Resensi Ringan: Buku 'Jejak sang Pencerah' dan 'Warnai Dunia dengan Menulis'

Source: http://mathazzar.com/home-libraries/home-libraries-awesome-stunning-ideas-design-your-own-home-library-10-12-easy-diy-libraries/

Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap tata penulisan resensi yang baik dan benar, kata resensi yang dipakai untuk judul ini sekadar penyemangat semoga tulisan resensi selanjutnya bisa mengikuti tata penulisan yang baik dan benar haha.

Jadi, supaya lebih bermakna dan menambah tulisan di blog sederhana ini. Insya Allah ulasan buku pada projek 12 Buku 1 Tahun yang pada awalnya diulas lewat instagram @nayakayp akan diulas di blog aja. Dengan harapan menambah (pundi-pundi dollar lewat iklan) semangat menulis dan menyebarkan kebaikan.

2 buku pada judul postingan kali ini merupakan buku yang dibaca selama bulan november-desember. Sungguh produktif kan? 60 hari untuk ngebaca total kurang lebih 400 halaman. Huahaha sungguh hina sih sebetulnya. Tapi nggak papa karena masih on the track baca 1 buku sebulan. Oke, berikut ulasan singkat dari apa yang sudah dibaca


1. Jejak Sang Pencerah


Berawal dari ketertarikan penggagas salah satu dari 2 ormas besar yang ada di Indonesia yaitu NU dan Muhammadiyah. Maka pilihan untuk membaca sejarah penggagas Muhammadiyah yaitu KH. Ahmad Dahlan lebih besar. Karena mungkin juga pengaruh madzhab yang diikuti keluarga juga penyebab ketertarikan membacanya terlebih dahulu sebelum membaca biografi penggagas NU yaitu KH. Hasyim Asy'ari. Biar gak dianggap ikut-ikutan, jadi generasi mem'bebek' keluarga juga, harus tau sejarah pendiriannya kan. Toh juga pernah ada kutipan dari salah satu buku 'Guru terbaik adalah pengalaman dan pengalaman terbaik adalah pengalaman orang lain'. Gada ruginya baca biografi orang. Orang sukses aja yg dibaca tapi hehe.
Untuk gaya tulisan buku ini ringan seperti baca novel. B uku biografi tapi diceritakan seperti novel buat kita mudah namun bagi penulis sulit. Apresiasi banget buat penulisnya 'Didik L Hariri' yang sudah menulisnya dengan gaya tulisan tersebut. Mulai cerita masa kecil KH. Ahmad Dahlan yang sebetulnya nama aslinya adalah Muhammad Darwis (ini aku baru tau nih setelah baca buku) sebagai anak Ketib (Pengurus) masjid keraton Yogyakarta di Desa Kauman. Desa ini di wilayah Malioboro lho buat kalian yang pernah ke sana. Cerita kecintaan dan perjuangan kiyai terhadap penimbaan ilmu bahkan sampai ke negeri orang yaitu Mekkah sangat apik diceritakan di sini dan ini yang bikin termotivasi bahwa sekolah bukan untuk  dapat ijazah kemudian dapat kerja dan beranak saja. Melainkan untuk pengabdian penuh agar berguna bagi masyarakaat terhadap ilmu yang sudah didapat. Ada ilmu baru dari penulis buku ini tentang tahlilan yang pada kenyataannya orang-orang di Muhammadiyah sekarang tidak melakukannya tetapi dulu dilakukan oleh pendiri Muhammadiyah. Satu hal menarik yang perlu digali lebih jauh karena mungkin tulisan yang dibuat oleh penulis tidak lengkap mengapa ada perubahan di jaman dahulu dan sekarang tentang Tahlilan. Secara keseluruhan, buku ini bagus buat pecinta buku yang menyukai gaya bahasa yang ringan. Gak bikin ngantuk dan penasaran dengan kisah selanjutnya. Kalau ada saran buku biografi KH. Ahmad Dahlan yang lengkap, kabar-kabar ya di kolom komentar.

2. Warnai Dunia dengan Menulis

Buku ini Alhamdulillah dikasih cuma-cuma alias gratis oleh teman perjuangan di dunia Dakwah Kampus. Namanya Alfan yang baru-baru ini menyukai dunia literasi. Welcome to the jungle, racun berhasil wehehe. Pertama lihat judulnya agak pesimis sama isi bukunya nanti. Akankah gaya penulisannya kebanyakan 'How to', 'Step by step', atau panduan menulis dengan baik dan benar? Tapi setelah lihat ada nama DR. Adian Husaini yang menulis kata pengantar jadi berpikiran positif. Karena sejauh baca buku beliau, gaya penulisannya khas dan isinya 'daging' semua. Kalau nama pengarangnya 'M. Anwar Djaelani' masih belum terlalu kenal. Tapi setelah baca biografi di belakangnya ternyata Taretan dhibik= Saudara sendiri dari Pamekasan, Madura. Emang orang Madura itu keren-keren kok hahaha.
Isi inti dari yang bisa kusimpulkan dari buku ini sebetulnya bukun panduan menulis yang benar. Tetapi meyakinkan pembaca untuk mencintai membaca terlebih dahulu sebelum menulis. Karena seorang penulis pasti candu baca namun seorang pecandu baca belum tentu bisa menulis. Setelah disadarkan akan pentingnya membaca bagi seorang penulis, buku ini memberikan semangat bagi Ummat Muslim bahwasannya kebangkitan Islam itu dimulai kecintaan penganutnya mencintai ilmu alias candu baca. Lewat 10 tokoh Islam yang menjadi bukti keabadian seseorang bisa diperoleh karena tulisannya yang abadi, semakin membuat pembaca yakin kalau menulis itu benar-benar penting. Bahkan tulisan yang dianjurkan si penulis untuk ditulis sekelas jurnal dan buku. Karena menurut penulis buku, hanya dengan tinta tulisan dapat merubah banyak orang ke arah yang lebih baik. Dan sekarang itulah yang dibutuhkan dunia dari tulisan orang-orang muslim (PS: Meskipun blog ini bukan buku maupun jurnal melainkan tulisan asal-asalan dari yang punya blog semoga bisa menularkan racun-racun 'candu baca' ya hehehe). Namun menurutku tata cara penulisan yang baik dan benar belum secara rinci ditulis oleh penulis. Tapi keren lho pak Anwar Jaelani ini. Masih mahasiswa, tulisannya sudah dimuat di beberapa surat kabar nasional. Moga-moga bisa ngikuti prestasinya mumpung masih menyandang gelar mahasiswa meskipun hampir kedaluwarsa eheh

2 komentar:

  1. baca tulisan seru
    jadi demam pingin baca buku sang pencerah.

    BalasHapus
  2. Accumulating Loyalty Points helps you declare the Loyalty ladder that consists of 우리카지노 10 Loyalty/VIP Levels and one Elite Level

    BalasHapus